Workshop Desain Program MAMPU BaKTI 2016-2019

Yayasan BaKTI (Bursa Kawasan Timur Indonesia) bersama dengan mitranya mendesain Program MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) untuk tahun 2014-2019 pada 27-29 Juli 2015 di Hotel Santika Makassar. Workshop ini diharapkan menghasilkan desain lebih tajam dan selaras dengan tujuan utama dan teori perubahan MAMPU.

Workshop Desain Program MAMPU BaKTI dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, adalah persiapan yang dilaksanakan pada 26 Juli 2015 di Kantor Program MAMPU-BaKTI. Pada tahap ini dilakukan diskusi untuk menyamakan persepsi mengenai logika program, metode workshop, dan alat yang digunakan. Dengan adanya pertemuan tahap ini, maka pada pelaksanaan workshop tidak terjadi perbedaan pendapat dan perdebatan mengenai metode dan proses workshop.

Tahap kedua, Workshop Desain Program MAMPU BaKTI 2016-2019 yang dilaksanakan di Hotel Santika 27-29 Juli 2015. Pada tahap ini tim desain dari The Whitelum Group memfasilitasi BaKTI dan mitra BaKTI untuk melakukan penajaman terhadap logika program dengan beberapa tahapan.

Dimulai dengan review logika program yang dimiliki BaKTI dan menjadi basis pelaksanaan program periode 2013-2015. Refleksi terhadap capaian-capaian utama program yang telah berjalan dan informasi yang dihasilkan dari refleksi ini menjadi salah satu dasar untuk penajaman logika program.

Untuk mencapai goals BaKTI , yaitu meningkatkan akses perempuan pada layanan publik yang pro poor dan responsif gender, maka BaKTI mempunyai tiga outcome, yaitu : (1) semakin efektinya anggota parlemen perempuan (APP)/anggota parlemen laki-laki (APL), organisasi nonpemerintah (Ornop), dan konstituen dalam mengimplementasikan pengetahuan dan skills terkait kebijakan pro poor dan responsive gender; (2) meningkatkan perdebatan atau wacana public mengenai 5 isu MAMPU; dan (3) meningkatnya pengaruh konstituen/Ornop kepada APP/APL.

Pada tahun 2013-2015 BaKTI bekerjasama dengan delapan mitra di sembilan kabupaten/kota, dengan capaian-capaian dan perubahan yang membanggakan. Apalagi program MAMPU yang dilaksanakan BaKTI lebih khas karena bekerja pada lima tema MAMPU. Jika mitra-mitra yang lain fokus pada tema tententu, maka BaKTI bekerja pada kelima tema tersebut dengan menempatkan parlemen (APP/APL) sebagai inti dalam mendorong perubahan, implementasi, dan pengawasan terhadap kebijakan.

Beradasar pada refleksi terhadap capaian-capaian utama, kemudian dilanjutkan dengan penajaman logika program meliputi : (1) identifikasi akar masalah berdasarkan situasi terkini terkait hal-hal yang hendak dicapai BaKTI dalam konteks program MAMPU; (2) review atas pemetaan stakeholders yang sudah ada dan memetakan kemballi berdasarkan perkembangan mutakhir; dan (3) identifikasi goal, end of program outcome (EOPO), intermediate outcome (IO),  immediate outcome, dan indicative activities.

Pada hari pertama dan kedua, desain program BaKTI telah menyelesaikan logika program hingga menyelesaikan indicative activities. Hari ketiga dilanjutkan dengan indentifikasi inovasi, melakukan refleksi mengenai keberlanjutan program, membahas monitoring dan evaluasi pada desain program, dan menuliskan garis besar desain program.

Workshop Desain Program MAMPU BaKTI berjalan sesuai dengan rencana dan sangat efektif, menurut Prima (Primatia Romana) dan Ira (Ingrid Irawati) dari The Whitelum Group yang memfasilitasi workshop ini. Ini tidak terlepas dari kehadiran dan keaktifan peserta dari BaKTI dan mitranya.

Workshop dihadiri Direktur Yayasan BaKTI (Caroline Tupamahu), Program Development Manager BaKTI (M. Yusran Laitupa), Project Manager MAMPU-BaKTI (Lusy Palulungan), dan officer Program MAMPU BaKTI, MAMPU-Cowater (Damaris T. Nunay dan Henny Pancaningtyas), serta direktur dan koordinator program dari lembaga mitra : Lembaga Pemberdayaan Perempuan (LPP) Bone, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat untuk Perempuan (MAUPE) Maros, Yayasan Lembaga Penelitian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (YLP2EM) Parepare, Yayasan Kombongan Situru (YKS) Tana Toraja, Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara (RPS) Kendari, Yayasan Arika Mahina (YAM) Ambon, Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Atambua (PPSE-KA) Atambua, Belu, dan sub office MAMPU-BaKTI Nusa Tenggara Barat.(M. Ghufran H. Kordi K.)

Berita Terkait