Pada sesi hari kedua pelatihan pertanian alami di Desa Leun Tolu, Kab. Belu NTT ini, narasumber Bpk. Armin Salassa di depan peserta yang berasal dari kelompok konstituen dan masyarakat tani memaparkan bagaimana proses pembuatan kebutuhan nutrisi untuk tanaman dengan memakai bahan-bahan yang telah di siapkan. Sebelumnya pada sesi hari pertama telah dijelaskan bagaimana proses dan tahap-tahap pembuatan nutrisi yang akan menjadi pupuk organik pengganti pupuk kimia.
Dikatakannya, ada situasi di pola sistim pertanian kita yang kadang melawan takdirnya, ketika Tuhan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan petani di alam, beredar informasi dari media dan orang-orang disekitar kita bahwa harus memakai pupuk kimia, dan pada akhirnya tanah kita menjadi keras dan unsur-unsur di dalam tanah menjadi rusak. Petani kita sejatinya harus menjadi petani yang sejahtera, kita harus membantu alam agar bisa pulih kembali sehingga bisa bekerja sama dengan baik dengan lingkungan sekitarnya.
Apa yang sudah kita pelajari pada hari kemarin bertujuan untuk memulihkan kembali tanah-tanah yang telah tercemar dengan bahan-bahan kimia, Untuk itu pada proses ini makanan dari tanaman yang akan kita praktekkan pada hari ini adalah bagaimana membuat nutrisi nitrogen, phospor, calcium, kalium dan herbal sehingga menjadi pupuk alami yang nantinya akan dipakai oleh petani. Pada proses ini peserta dibagi beberapa orang untuk mengolah bahan-bahan yang telah di siapkan dan nantinya akan dijadikan pupuk organik, “tambah Armin
Pembuatan Pupuk Organik
Para peserta masing-masing diberi tugas mengambil bahan-bahan yang telah disipakam untuk pembuatan pupuk, bahan-bahan yang disiapkan: bawang butih, gula merah, jantung pisang(pospor), jahe (herbal), bawang putih (herbal), buah nenasmasak (calcium), buah pepaya mentah (pospor), batang pisang (kalium), kangkung (kalium), ikan (nitrogen), pisang masak (calcium), dan Nasi putih (microba). Bahan-bahan diatas dipotong dengan cara di iris tanpa membuang kulitnya(kecuali nasi putih) lalu dicampur dengan gula merah. Untuk ukuran gula merah, ukurannya dari ½ kg – 1 kg, dimana perbandingannya1 : ½ dan 1:1. Setelah itu bahan-bahan ditimbang dengan timbangan, kemudian masing-masing bahan dicampur dengan gula merah dan diremas sampai merata hingga tercampur semua. Selanjutnyabahan yang telah tercampur dengan gula merah,masing-masing akan diisi di dalam toples ukuran dua liter dan ditutup dengan kertas diikat dengan karet gelang dan disimpan di tempat yang teduh selama tujuh hari (1 minggu). Proses ini akan membuat pertumbuhan micro organisme di dalamnnya makin banyak dimana kita ketahui bahwa mikro organisme berfungsi menyiapkan makanan bagi tanaman apapun.
Setelah melewati tujuh hari, nutrisi-nutrisi yang telah menjadi pupuk organik siap di gunakan. Pada proses pemakaiannya pada jenis tanaman harus di sesuaikan dengan fasenya pertumbuhannya, dimana ada persiapan tanah, pembibitan, pra pertumbuhan, pertumbuhan, peralihan, dan reproduksi. Masing-masing fase di sesuaikan dengan jumlah nutrisi yang akan digunakan dengan menghitung jumlah hari.
Sedangkan pada nasi putih di isi pada kotak kayu dengan ukuran P=40 L=20 dan T=10, ditutup dengan kertas, diikat dengan karet, dan dimasukan dalam tanah yang telah digali dekat rumpun bambu yang teduh lalu di siram dengan air.Penyimpanan ini berlangsung tiga sampai empat hari,setelah itu baru dibuka hingga warna nasi nantinya akan berubah warna seperti pelangi dan berjamur, ini yang dinamakan mikroba satu. Untuk mencapai mikroba dua, hasil dari mikroba satu ini akan di campur dengan gula merah. Salah satu kelebihan dari microba dua adalah bisa menghilangkan rasa bau pada kandang sapi, ayam, maupun babi. Sedangkan pada proses mikroba tiga, hasil dari mikroba dua akan di campur dengan dedak atau sekam atau juga serbuk kayu sehingga nantinya akan jadi microba tiga. Dari hasil proses microba ini bisa dibuat pupuk kompos sehingga bisa memulihkan kembali tanah atau lahan-lahan yang sudah tercemar bahan-bahan kimia.
Penulis : Siju Moreira - PPSE KA Belu