Bayi “KIS” Yang Dinantikan

Oleh Sugianti Buyung (Ketua KK Mekar Kel.Sodohoa)

Kamis (30/6/2016) penuh berkah bagi keluarga Pak Didin, karena seorang putera akan lahir untuk melengkapi kebahagiaan keluarga.
Putera kedua akan lahir ke dunia dan akan menjadi adik dari putera pertama yang telah berusia 9 tahun. Didin adalah seorang nelayan yg mencari nafkah di lautan bebas.  Hujan,panas dan gelombang sudah biasa dihadapinya, namun gelombang hidup kadang membuatnya harus bersabar dan tabah.  Didin sangat mencintai keluarga kecilnya, karena dirinya sangat mendambakan sebuah keluarga idaman.  Karena itu dirinya tidak pernah putus asa,berjuang dan berjuang demi anak dan isteri tercinta, berusaha memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami dan kepala keluarga sekaligus bapak yang baik buat anak-anaknya.

Pada hari kamis itu, sang isteri merasakan kontraksi dikandungannya, yang mana saat itu memang telah tiba waktunya untuk melahirkan.  Sang isteri merasakan kontraksi yang tidak terhentikan lagi.  Didin bingung dengan kondisi itu,apa yang harus di lakukannya untuk membantu isteri dan anaknya.  Di tengah kebingungannya itu para tetangga menganjurkan agar segera mengajak sang isteri ke rumah sakit terdekat yaitu RS Santa Anna.
Tanpa pikir panjang, Didin langsung membawa isterinya ke rumah sakit dan di bantu para tetangga, dengan berbekalkan uang seadanya dan kartu Indonesia sehat (KIS).

Setibanya di RS Santa Anna, sang isteri kemudian di tangani oleh para medis dan Didin menuju ke loket untuk mendaftarkan sang isteri sebagai pasien di rumah sakit tersebut.  Tampak Didin menyerahkan semua berkas-berkas yang diminta oleh pihak rumah sakit, antara lain Kartu Keluarga (KK),KTP dan KIS .Namun diluar dugaan, KIS milik sang isteri atas nama Mulia tidak sesuai dengan KK dan KTP yang di milikinya
Didin tidak dapat berkata apa-apa tentang hal itu, kecuali menyetujui persyaratan pembayaran demi keselamatan bayi dan isterinya.  Didin harus merogoh kantong dalam-dalam untuk kebutuhan isterinya berupa obat-obatan dan cairan infuse, serta biaya perawatan dokter selama 3 hari dalam masa perawatan.  Total tagihan pembayaran RS sebesar Rp Rp,3.730.000.  Tagihan itu harus segera dilunasi Didin, karena dokter telah memperkenankan isteri dan anaknya untuk pulang, pasalnya kondisi ibu dan bayi telah membaik.

Bagi Didin uang sebesar Rp,3.730.000 merupakan jumlah yang tidak sedikit, mengingat dirinya hanyalah seorang buruh atau ABK kapal nelayan, dengan penghasilan tidak menentu.  Apalagi sudah kurang lebih 2 minggu ini dirinya tidak melaut, disebabkan libur yang bertepatan hari raya Idul Fitri.  Meskipun demikian,  Didin tetap harus melunasi tagihan rumah sakit agar anak dan isterinya bisa di ajak pulang ke rumah.  Dengan terpaksa Didin mencari pinjaman uang demi keluarga yang di cintainya.  Setelah menemukan pinjaman uang, Didin bergegas menuju loket administrasi RS dan melunasi semua tagihan tersebut, kemudian mengajak isteri dan anaknya pulang.  Didin beruntung karena masih diberi kesempatan untuk membenahi kesalahan pada kartu KIS milik isterinya, agar uang tagihan yang di bayarkan bisa di kembalikan lagi.

Sebagai masyarakat awam yang tidak pernah berurusan dengan administrasi semisal KIS, membuat Didin tidak mengerti tentang hal-hal seperti itu.  Dia bingung harus bagaimana dan kemana untuk mengurus perbaikan kartu KIS tersebut.  Untung saja saat itu terdapat tetangga yang sedang berkunjung ke rumah ibu Jumiati, Ketua RT 15 Kel.Sodohoa, yag juga pengurus KK Mekar Kel.Sodohoa. Dari cerita tetangga tersebut, Ibu Jumiati langsung menelepon Ketua Kelompok Konstituen (KK) Mekar Kel.Sodohoa, Sugianti,B, sehingga keesokan harinya mereka sepakat bertemu untuk membicarakan hal itu dan mencoba menyelesaikannya ke pihak BPJS Kesehatan setempat.
Sebelum bertemu, Sugianti,B menyampaikan kepada Jumiati agar mengambil semua berkas-berkas yang di miliki Mulia, beserta kwitansi pembayaran dari RS Santa Anna.

Setelah memeriksa berkas-berkas tersebut, Sugianti,B sempat kaget juga karna terlambatnya informasi itu di sampaikan ke KK, mengingat kejadian tanggal 2 juli 2016 sedangkan berita itu baru di sampaikan tanggal 12 Juli atau setelah 10 hari berlalu.  Sempat terlintas pertanyaan dalam hatinya, “Apakah masih ada waktu dan kesempatan yang di berikan untuk menyelesaikan hal ini?.  Tetapi tidak ada masalah yang tidak bisa di selesaikan,” gumamnya dalam hati. 

Di kantor BPJS, Sugianti B mengantri hingga pukul 13.27 wita dan akhirnya bertemu dengan staf bagian pengaduan (Lisdayanti).  Sugianti mengajukan beberapa pertanyaan dan sedikit bercerita dengan kasus yang di alami Mulia, dengan melampirkan berkas-berkas yang diterimanya.  Awalnya petugas BPJS juga bingung mengapa bisa dari ke 3 kartu KIS keluarga itu yang terdiri dari suami (Didin), isteri (Mulia) dan anaknya (Marzuki), tidak satupun yang cocok dengan KK yang mereka miliki.  Adapun nama yang tertera di Kartu Keluarga (KK) :
* Suami - Didin
* Isteri - Mulia 
* Anak - Marzuki
Sedangkan di kartu KIS mereka tertera nama 
* Didin - Juhardin 
* Mulia - Mulis
* Marzuki - Radit

Pihak BPJS Kesehatan (Ibu Lisdayanti) kemudian memeriksa data yang diberikan KK Mekar Kel.Sodohoa, dan menyampaikan agar KK Mekar membuatkan surat keterangan pembetulan nama dari pihak kelurahan setempat dimana Mulia berdomisili, tetapi sebelumnya ke RS untuk mempertanyakan batas waktu pengembalian uang tagihan.  Sugianti B pun ke RS Santa Anna dan oleh petugas mendapatkan informasi bahwa masih ada kesempatan sampai esok hari pukul 11.00 wita.  "Waduuuuh .......masih bisakah di rampungkan semua itu hingga jam 11 besok ?!!.  Tetapi harus yakin dan tetap semangat, KK pasti bisa,” ujar Sugianti B sesaat sebelum berangkat ke kantor kelurahan.

Sayangnya hari itu kantor kelurahan telah tutup, karena hari telah sore.
Esok harinya, Jumiati yang diutus KK Mekar untuk ke kantor kelurahan dan meminta dibuatkan surat keterangan domisili, tetapi oleh staf kelurahan (Pak Toyo) hanya dibuatkan 1 atas nama Mulia.  Karena itu terpaksa Sugianti mengajak Jumiati untuk kembali lagi ke kantor kelurahan guna membuat surat keterangan bagi 2 nama lainnya.  Ujian kesabaran kembali mendera Sugianti dan Jumiati karena Pak Toyo tidak ada di tempat,lalu petugas kelurahan yang lain yang membuatkan surat keterangan.  Setelah berkas rampung, ternyata Pak Lurah tidak berada di tempat, bertambah gelisah Sugianti dan Jumiati mengingat batas waktu dari pihak RS.  Keberuntungan ternyata masih memihak dua perempuan berjilbab ini, pasalnya kebetulan St,Zaenab, Kasi data dan Informasi Kelurahan berada di tempat sehingga Ketua KK meminta agar St,Zaenab saja yang menandatangani surat keterangan tersebut dan Alhamdulillah St,Zaenab menyetujuinya karena menurutnya hal tersebut merupakan sesuatu yang darurat.

Sambil menunggu salinan ke arsip kelurahan,telepon berdering dari suami ibu Erma Yuni Astuti (pengurus KK Mekar), meminta tolong agar menyampaikan ke anaknya untuk menjemput isterinya di RS Abunawas karena hari itu tidak jadi dioperasi.  Ada-ada saja halangan di saat KK Mekar berburu dengan waktu. Akhirnya Sugianti pulang lagi ke rumah untuk memberitahukan Argadika agar menjemput ibunya ke rumah sakit.  Setelah itu mereka ke BPJS.  Di tengah perjalanan Argadika yang masih remaja itu memohon lagi kepada Sugianti agar menemaninya ke RS Abunawas untuk menjemput ibunya karena khawatir nanti ada keperluan yang harus di benahi lagi di RS Abunawas.
Melirik waktu di jam tangan yang semakin sempit, tetapi lagi-lagi karena rasa tidak tega, mereka berbelok ke RS Abunawas.  Syukurnya Erma Yuni Astuti sudah menunggu di parkiran, sehingga waktu tidak terbuang lebih lama ĺagi.  Dalam perjalanan pulang Sugianti singgah ke kantor BPJS melanjutkan pengurusan pembetulan nama Mulia.

Waktu telah menunjukkan pukul 09.57 wita, Sugianti semakin gelisah karena harus mengantri lagi.  Hingga giliran tiba, ternyata ada 1 surat keterangan dari kelurahan yang lupa di beri nomor registrasi.  " Apalagi ini, ada-ada saja kendala yang merintangi,sementara waktu kurang dari 1 jam dari batas waktu pukul 11.00 wita.  Haruskah saya kembali lagi ke kantor kelurahan, bisa habis waktu pulang balik,” kata Sugianti sambil mengeryitkan dahi.

Perempuan berkacamata ini tidak kehabisan akal, dirinya teringat ada nomor handphone staf kelurahan yang bisa di hubungi.  Dirinya akan menelepon Mila.  Alhamdulillah semua berkas rampung, begitu pula urusan di BPJS.  Kini tiba saatnya bersama Jumiati bertemu Didin dan Mulia untuk mengembalikan uangnya.  " Bagaimana Ibu Sugi, bisakah dana Mulia dikembalikan? , “ tanya Jumiati.  Sugianti hanya mengangguk saja karena kecapean.  Di rumah Ibu Mulia,mereka menyerahkan pergantian kartu KIS yang telah di rubah BPJS.  Karena diminta menguruskan hingga ke RS Santa Anna, akhirnya mereka pun ke RS Santa Anna.

Singkat cerita saat uang di keluarkan oleh Ketua KK Mekar, Sugianti,B ,Didin tidak yakin bahwa uang itu bisa kembali lagi.  Tampak di wajah nelayan ini, rasa haru bercampur tidak percaya plus rasa bahagia.  Saking bahagianya, ayah dua putera ini berulang kali menjabat tangan Sugianti.  Dengan adanya peristiwa ini, KK Mekar Kel.Sodohoa memberikan masukan kepada pihak kelurahan, agar pendataan KIS kedepannya dapat lebih akurat, sehingga tidak ada lagi ibu Mulia yang lainnya. 

Alhamdulillah, kembali lagi KK Mekar Kel.Sodohoa berhasil menuntaskan permasalahn layanan public yang dialami masyarakat kurang mampu.  Semoga kedepannya, permasalahan layanan pubic, khususnya sehubungan dengan 5 tema Mampu dapat kembali terselesaikan.  Amin…

Bangkit dan maju terus kaum perempuan, karena kalian pasti bisa membangun negeri tercinta ini.  Negeri ini butuh perempuan-perempuan yang mau peduli dengan sesame.

 

Berita Terkait